Jumat, September 27
Siswa Smansa Raih Juara I Nasional
CITAMIANG– Siswa SMAN 1 (Smansa) Kota Sukabumi Aditya Pratama Suhendar meraih Juara I 1 Lomba Karate Nasional dalam Kejuaraan Briliant Karate Championship 12-14 September lalu di Kota Bekasi. Saat mengikuti perlombaan tersebut, dirinya hanya berlatih selama seminggu. Singkatnya waktu latihan disebakan dirinya baru pulang setelah mengikuti kejuaraan karate di Bali.
“Sebelum memperoleh Juara 1 Nasional di Bekasi, saya juga meraih Juara 3 tingkat Nasional di Bali pada Kejuaraan Karate Piala Mendagri ke XVII,” ujarnya kepada Radar Sukabumi,kemarin.
Pria yang akrab disapa Adit ini mengaku dirinya tidak puas dengan raihan prestasi yang didapat saat ini. Dia masih haus akan prestasi di berbagai kejuaraan.
“Saya akan terus mengikuti berbagai kejuaraan untuk lebih meningkatkan kemampuan saya, ” ucapnya. Bahkan Adit menambahkan dalam waktu dekat akan mengikuti kejuaraan karate di Solo.
“Saya minta doanya semoga dalam kejuaraan berikutnya saya mendapatkan juara kembali,” urainya seraya berharap.
Sementara itu, Koordinator Kelas BI OLah Raga Smansa, Roni Abdul Mujib merasa bangga akan prestasi yang diraih siswa didiknya. Dengan prestasi yang di dapatnya tersebut, Adit dijadikan atlet andalan Smansa dalam olah raga karate pada kejuaraan O2SN mendatang.
“Semoga dengan adanya Adit sebagai atlet untuk diikutsertakan dalam O2SN nanti, kita bisa mempertahankan juara umum kembali,” terangnya.
Di lain tempat, Wakasek Kesiswaan Smansa, Dudung Koswara mengatakan, bukan sekolah favorit yang menjadikan anak sebagai juara tetapi, lebih banyak ditentukan kerja sama dan aprsiasi dari anak berbakat dan guru berkompeten dalam menangani anak berbakat.
“Kerjasama yang baik antara guru dan anak berbakat menorehkan hasil yang baik,” pungkasnya. (cr4/d)
Short URL: http://radarsukabumi.com/?p=85287
Jumat, September 20
Ketika Peraturan Baru Berlaku di Smansa
Short URL: http://radarsukabumi.com/?p=84659
Stiker Kuning Akses Masuk Sekolah
Sekolah Menengah Atas tertua di Sukabumi berlakukan peraturan baru. Stiker Kuning biasa bertuliskan Smansa The Leading School menjadi hal penting bagi siswa SMAN 1 kota Sukabumi pengguna kendaraan bermotor. (Fajar Sidik, Citamiang.)
SMAN 1 Kota Sukabumi memberikan peraturan baru bagi siswa yang membawa kendaraan bermotor ke sekolah. Aturan baru tersebut melarang siswanya yang tidak mempunyai Surat Izin Mengemudi (SIM) dan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) untuk membawa kendaraan ke lingkungan sekolah. Peraturan ini dibuat untuk mengurangi angka kecelakaan yang dilakukan pelajar saat berkendara di jalanan.
Menurut Staff Wakasek Kesiswaan, Muh Khudri Malik, setiap siswa yang memiliki SIM dan STNK diberikan tanda terhadap motornya berupa stiker berwarna kuning.”Stiker itu menjadi syarat untuk bisa masuk ke sekolah,” ujarnya kepada Radar Sukabumi,kemarin.
Khudri menambahkan, selain keamanan bagi siswa saat berkendara, pemasangan stiker ini juga memangkas jumlah motor dalam lingkungan Smansa. Pasalnya selama ini hampir seluruh lapangan parkir Smansa penuh motor pelajar.
“Sekolah kami itu tempat belajar bukan tempat parkir, jadi serasa kurang pas kalau banyak kendaraan seperti di tempat parkir mal-mal,” ucapnya. Dengan pemasangan stiker tersebut menurut Khudri, otomatis siswa kelas X dan XI yang notabene usianya kurang dari 17 tahun dilarang menggunakan kendaraan bermotor, karena sudah tentu di bawah 17 tahun dipastikan tidak cukup umur untuk membuat SIM.
“Untuk kelas X sudah dipastikan tidak diperbolehkan membawa motor, namun bagi kelas XI masih ada keringanan sebab sebagian ada yang sudah mencukupi umurnya dan sudah memiliki SIM,” jelasnya. Sejauh ini, kata khudri, sebanyak 50 motor dipasang stiker. Lambatnya pemasangan stiker karena berbagai faktor di antaranya, lamanya proses pembuatan stiker dan kesibukan guru dalam mempersiapkan hal-hal lain di luar penempelan stiker.
“Saat ini sebagian guru sedang melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL), sehingga fisik dan pikirannya tercurahkan ke dalam kegiatan tersebut,” terangnya. Meskipun terhambat PKL dan beberapa kendala lainnya, Khudri berjanji bahwa dalam waktu dekat ini seluruh kendaraan yang sudah lengkap akan ditempelkan stiker.Sehingga peraturan baru ini dapat berjalan dengan lancar dan diberlakukan dengan sebaik-baiknya.
“Sepulang dari PKL, Stiker sudah siap di pasangkan terhadap motor yang memenuhi syarat kami, sehingga bisa selesai sesuai rencana” akunya. Untuk menghindari penduplikasian stiker oleh siswa, sekolah juga sudah mempersiapkan diri berupa data-data siswa yang telah memiliki SIM dan STNK. Selain itu, Smansa akan menggelar razia secara berkala.
“Supaya tidak terjadi kecurangan, sewaktu-waktu kami akan melaksanakan razia dan pendataan ulang terhadap motor yang memakai stiker,” urainya. di akhir wawancara, Khudri mengatakan, tidak hanya yang memiliki SIM dan STNK yang bisa mendapatkan stiker tersebut. masih ada keringanan bagi siswa juga bisa membawa motor ke sekolah namun tidak punya SIM dengan memberikan alasan yang logis kepada pihak sekolah.” Siswa yang memeliki kepentingan khusus yang tidak dapat diwakilkan untuk membawa kendaraan bermotor akan kami pertimbangkan untuk mendapatkan stiker dengan catatan orang tua datang ke sekolah memberikan alesanya,” katanya.
Sementara itu, seorang siswa Smansa, Erwin Surya Diningrat mengatakan, dirinya mendukung dengan pemberlakuan aturan baru di sekolah ini, sehingga sekolah ini tdak terlihat kumuh dengan banyaknya kendaraan bermotor.” Dengan adanya peraturan ini otomatis dapat mengurangi jumlah siswa yang membawa kendaraan di lingkungan sekolah dan di jalanan,” ungkapnya. Erwin menambahkan, diharapkan kegiatan ini tidak hanya menggertak saja, melainkan harus dijalankan secara serius. ” peraturan ini sangat bagus, semoga tidak tertelan oleh waktu,” pungkasnya. (*)
Pelestarian Budaya Sunda ala SMAN 1 Kota Sukabumi
Setiap Sabtu, Siswa Wajib Pakai Totopong
Untuk melestarikan kebudayaan Sunda, siswa SMA Negeri 1 Kota Sukabumi kompak menggunakan iket kepala khas Sunda (Totopong). Bahkan sekolah menganjurkan setiah Hari Sabtu siswa dan siswi untuk mengenakan iket dengan berbagai corak batik. Hal tersebut melatih sejak dini mengenal dan menciptakan rasa memiliki identitak budaya sunda yang ada.
Falah Kurnia Roby, Baros
“Mengenakan iket merupakan kearipan local yang meski kita lestarikan, saat ini dunia remaja cenderung meniru gaya ala kebarat-baratan. Baik itu berpakaian hingga berpenampilan. Sangat penting buat kita untuk memasyarakatkan kebudayaan ini,”ungkap Wakil Kepala Sekolah SMAN 1 Kota Sukabumi Dudung Koswara, kepada Radar Sukabumi.
Menurut Dudung, anjuran menggunakan iket tersebut tidaklah bersipat paksaan dan setiap siswa tidak akan mendapatkan sanksi jika tidak menggunakannya.Karena itu hanya sebatas himbauan saja. Pasalnya, dari semua siswa di semua angkatan kelas. Hanya siswa angkatan X saja yang kompak menggunakannya. “Saya perhatikan, siswa kelas X menyukai menggunakan iket kepala ini, berbeda dengan anak-anak siswa kelas XI dan XII. Mudah – mudahan saja, para siswa kelas X ini bisa menjadi vionir bagi kakak kelas mereka siswa kedepannya,” ungkapnya.
Meskipun hanya sebatas menggunakan iket kepala khas sunda tersebut saja. Diharapkan itu sudah mewakili kebudayaan sunda lainnya. Namun, dirinya juga berharap hal serupa juga bisa terapkan di kalangan di lingkungan pendidikan dan sekolan lainnya atau di lembaga, dinas dan instansi yang ada di Kota Sukabumi. “Jika bukan kita siapa lagi yang akan membudayakannya, mudah – mudahan saja penggunaan iket kepala bisa dilakukan di lembaga lainnya atau di lingkungan Pemerintah Kota Sukabumi,”ujarnya
Sementara itu salah seorang siswa Deri Irawan mengatakan, mengenakan iket baginya bukan hal yang berat.Malah menjadi tampak elegan dan percaya diri atas kecintaan terhadap budaya yang dimilikinya. “Saya tak merasa malu. Malah tambah PD dan asyik bersama teman lainnya,” katanya. (*/t)
Short URL: http://radarsukabumi.com/?p=81527
Langganan:
Postingan (Atom)